KARYA ILMIAH
PENGELOLAAN SAMPAH
DISUSUN OLEH : DESI RATNASARI (061530600468)
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Wasitoh Meirani, M.Pd.
JURUSAN
ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis sedehana yang
berjudul “Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Sebagai Upaya Pelestarian
Lingkungan” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Menyadari banyak permasalahan yang
terjadi akibat sampah, terutama sampah padat. Untuk itu penulis berusaha
menyajikan konsep pengelolaan sampah. Dalam menyelesaikan karya tulis sederhana
ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Dengan kerendahan hati dan rasa
hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung pembuatan karya tulis sederhana ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis
sederhana ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga menjadikan karya tulis selanjutnya
menjadi lebih baik..
Semoga karya tulis sederhana ini
dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis, sehingga dapat menerapkan
ilmu ini kepada masyarakat luas.
Sidoarjo, Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3
Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Sampah ...................................................................................................... 4
2.1.1
Definisi Sampah ................................................................................. 4
2.1.2
Jenis-jenis Sampah ............................................................................. 5
2.2
Pelestarian Lingkungan Hidup .................................................................. 8
2.2.1
Definisi Lingkungan Hidup ............................................................... 8
2.2.2 Masalah yang Terjadi Pada Lingkungan Hidup Akibat
Sampah ...... 9
2.2.3
Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan ................. 10
2.3
Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup ....... 12
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ................................................................................................ 18
3.2
Saran .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
saat ini seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia mulai
menciptakan teknologi untuk mempermudah aktifitas mereka. Kemajuan teknologi
ini berkembang sangat pesat. Masyarakat lebih memilih menggunakan cara modern
daripada tradisional karena lebih mudah dan praktis dalam penggunaannya.
Selain
banyak dampak positif yang dihasilkan, kemajuan teknologi juga membawa dampak
negatif. Contoh dampak negatifnya yaitu mesin yang digunakan untuk membuat
suatu barang pasti akan menghasilkan sampah atau barang sisa yang sudah tidak
diperlukan lagi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang
dari aktivitas industri dan konsumsi. Sampah menurut sumbernya dapat berasal dari sampah alam,
sampah manusia, sampah konsumsi, atau sumber lainnya. Sedangkan berdasarkan sifatnya
sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai
(degradable) contohnya daun-daunan,
sayuran, sampah dapur dan lain-lain, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak
terurai (undegradable) contohnya
plastik, botol, kaleng dan lain-lain.
Masalah
sampah mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan manusia. terutama di daerah
perkotaan. Sebagian besar sampah di kota dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Seiring dengan
bertambahnya penduduk kota, timbunan sampah ini menimbulkan berbagai masalah, mulai
dari masalah kesehatan, pencemaran udara, air, tanah sampai masalah estetika. Di sisi lain, tidak semua
sampah yang dibuang akan
mudah hancur. Butuh waktu berbulan-bulan, bahkan ada yang puluhan tahun baru
bisa hancur. Akibatnya jika volume sampah yang dihasilkan warga kota banyak dan
lama hancur, maka akan dibutuhkan lahan yang luas untuk TPA.
Sementara
itu tidak sedikit warga yang membuang sampah di sembarang tempat, misalnya
sungai, saluran drainase atau rawa-rawa. Akibatnya sampah akan menyumbat
saluran sehingga menyebabkan banjir pada saat musim hujan. Selain itu ada juga yang menangani
sampah dengan cara dibakar. Masalah yang ditimbulkan pun tidak kalah serius, karena
sampah yang dibakar akan menghasilkan zat atau gas polutan yang tidak hanya
berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia.
Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, pemicu kanker (karsinogenik), bahkan kematian.
Berdasarakan
uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui cara pengelolaan sampah
organik dan anorganik sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah
pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup ?
1.3 Tujuan
Untuk
mengetahui cara pengelolaan sampah organik dan anorganik sebagai upaya
pelestarian lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sampah
2.1.1
Definisi Sampah
Sampah
adalah semua jenis bahan padat, termasuk cairan dalam kontainer, yang dibuang
sebagai barang-barang buangan, tidak bermanfaat, atau barang-barang yang
dibuang karena kelebihan (Sarudji, Didik, 2006).
Sedangkan
menurut kamus lingkungan sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau
pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan
atau buangan.
2.1.2
Jenis Sampah
Pada
dasarnya sampah berasal dari a) sampah alam, yaitu sampah yang diproduksi di
alam dan dapat diurai melalui proses daur ulang alami, seperti daun kering di
hutan yang akan terurai menjadi tanah, b) sampah manusia adalah sampah yang
dihasilkan oleh pencernaan manusia, seperti feses dan urin, serta c) sampah
konsumsi, yaitu sampah yang sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah yang
dihasilkan karena (manusia) penggunaan barang. Sampah konsumsi adalah jenis
sampah yang umum menjadi masalah saat ini.
Adapun
menurut bentuknya sampah dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Sampah
cair
Sampah
cair adalah sampah yang bentuknya berupa benda cair. Misalnya air bekas cucian
dan sampah cair pabrik. Sampah cair atau yang biasa dikenal dengan limbah cair,
apabila dibuang langsung tanpa diolah terlebih dahulu, maka akan menimbulkan
pencemaran pada tanah sehingga mengakibatkan berkurangnya unsur hara yang
terkandung dalam tanah, selain itu juga dapat menimbulkan pencemaran air yang
berakibat langsung pada kehidupan biota air dan secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas air minum.
b.
Sampah
padat
Sampah
padat adalah sampah yang bentuknya
berupa benda padat. Misalnya potongan sayur, buah, sisa makanan,
plastik, kaca, besi, kertas, rumput, daun, dan ranting.
Berdasarkan
sifatnya, sampah padat dikelompokkan menjadi:
1.
Sampah
Organik
Sampah
organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat diurai
oleh mikroba atau jasad renik (biodegradable).
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah,
rumput, daun dan ranting.
2.
Sampah
Anorganik
Sampah
anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa
produk sintetis maupun hasil pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik
dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik,
sampah detergen, sampah kaca dan keramik. Sebagian besar anorganik tidak dapat
diurai oleh alam secara keseluruhan (unbiodegradable).
Sementara, sebagian lainnya dapat diurai dalam waktu yang lama. Sampah jenis
ini umumnya termasuk sampah rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas,
tas plastik, dan kaleng.
2.2 Pelestarian Lingkungan Hidup
2.2.1
Definisi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain (Undang-undang No. 32 Tahun 2009 dalam
Alamendah, ).
Berdasarkan
pengertian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa manusia yang memegang kendali
seluruh alam. Sehingga apapun yang dilakukan mereka pasti akan mempengaruhi
kehidupan dirinya sendiri, lingkungannya, bahkan kelangsungan hidup dan
kesejahteraan makhluk hidup lain.
2.2.2
Masalah yang Terjadi pada Lingkungan
Hidup Akibat Sampah
Masalah lingkungan hidup yang berhubungan dengan sampah
adalah pencemaran. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 dalam
Henhen Herawati, 2009).
Jenis-jenis pencemaran yang ada di sekitar kita yaitu :
a.
Pencemaran
Air
Pencemaran air adalah masuknya benda asing ke dalam
lingkungan air dimana benda asing tersebut dapat mengurangi kualitas lingkungan
air. Benda asing yang dimaksud yaitu sampah yang dapat berupa sampah padat dan
sampah cair baik organik maupun anorganik. Yang termasuk lingkungan air adalah
sungai, danau, rawa, dan laut. Contohnya limbah rumah tangga (sisa sayur, buah,
makanan, kaleng, kertas, dan plastik), limbah pertanian (insektisida dan pupuk
organik), dan limbah industri.
b.
Pencemaran
Tanah
Pencemaran tanah adalah masuknya benda asing ke dalam
lingkungan tanah yang akan mengurangi kualitas tanah. Sampah organik tidak akan
merusak kesuburan tanah karena sampah organik mudah diurai oleh zat-zat renik
dalam tanah menjadi mineral, gas, dan air. Sampah anorganik sulit diurai oleh
tanah sehingga sampah anorganik dapat merusak kesuburan tanah dan mengganggu
ekosistem tanah.
c.
Pencemaran
Udara
Pencemaran udara adalah masuknya benda asing ke dalam udara
yang akan mengurangi kualitas udara itu sendiri. Salah satu hal yang menjadi
penyebab dari pencemaran udara adalah limbah pabrik dan asap kendaraan bermotor
yang banyak mengandung zat-zat berbahaya seperti Carbon Dioxyde (CO2),
Carbon Monoxyde (CO), Chloro Fluoro
Carbon (CFC), dan Dihydrogen Sulfide (H2S).
Banyak pabrik yang masih belum menyediakan sarana untuk menetralisir zat-zat
berbahaya yang dikandung oleh asap pabrik.
2.2.3
Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
dan Lingkungan
Sampah
banyak mempengaruhi hampir semua bidang dalam kehidupan manusia.,
terutama dalam bidang kesehatan dan lingkungan.
a.
Pengaruh
Sampah Terhadap Kesehatan
1.
Sampah
sebagai sarang vektor dan binatang pengerat.
Sampah
terutama sampah yang mudah membusuk adalah sumber makanan bagi lalat dan tikus.
Lalat merupakan salah satu perantara beberapa penyakit diantaranya typus perut, diare, kolera, dan
disentri. Demikian pula dengan tikus yang dikenal sebagai sumber penyakit pes,
leptospirosis dan lain-lain.
2.
Sampah
sebagai sumber infeksi
Sumber
infeksi adalah bahan dimana hidup penyebab penyakit untuk sementara waktu
sebelum penyebab penyakit mencapai host
yang baru. Seringkali sampah tercampur dengan bahan-bahan yang bersifat
infeksius sehingga sampah dapat dikatakan dengan sumber infeksi.
b.
Pengaruh
Sampah Terhadap Lingkungan
1.
Sampah
mencemari lingkungan
Sampah
yang tidak ditangani secara baik dapat mencemari air melalui selokan. Sampah
anorganik seperti plastik dan karet akan menyebabkan pendangkalan pada saluran
air. Sedangkan sampah organik yang masuk ke air akan mengganggu keseimbnagan
ekosistem karena air akan mengalami pencemaran dari hasil penguraian bahan
organik. Di samping itu, tanah juga akan mendapat pencemaran dari hasil
penguraian sampah organik dan bahan-bahan berbahaya lainnya yang terkandung
dalam sampah.
2.
Sampah
mengganggu estetika
Sampah
baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan kesan tidak estetis.
Terdapatnya tumpukan sampah yang
terkesan tidak dikelola dengan baik akan memberikan nilai negatif bukan hanya
dilihat dari segi estetika, melainkan
menjurus pada kepribadian masyarakat bahkan bangsa.
2.3 Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan
Pengelolaan sampah meliputi penampungan, pengumpulan,
pengangkutan, pemrosesan, pendaur ulangan, atau pembuangan dari material
sampah. Tujuan dari pengelolaan
sampah, yaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki
nilai ekonomis dan mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Penampungan sampah merupakan proses awal yang tujuannya untuk menghindari
agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan. Tahap kedua yaitu pengumpulan
sampah, yaitu proses pengambilan sampah dari tempat penampungan sampai ke
tempat pembuangan sementara. Proses selanjutnya adalah pengangkutan sampah yang
telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir.
Berhasil tidaknya penanganan sampah juga tergantung pada sistem pengangkutan
yang diterapkan. Pengangkutan sampah yang ideal adalah dengan truck container tertentu yang dilengkapi
alat pengepres. Tempat pembuangan akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk
berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah. Pembuangan akhir merupakan
tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari semua hasil pengangkutan
sampah untuk diolah lebih lanjut. Prinsip pembuangan akhir adalah memusnahkan
sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir.
2.3.1
Pengelolaan Sampah Organik Sebagai
Upaya Pelestarian Lingkungan
A.
Pembuatan
Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)
Pengomposan
adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme sehingga
membentuk pupuk kompos. Mengolah sampah menjadi kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai yang
sederhana hingga skala industri atau komersial.
Dalam
proses pengomposan, sampah organik secara alami akan diuraikan oleh berbagai
jenis mikroba seperti bakteri, jamur dan lain-lain. Proses peruraian ini
memerlukan kondisi yang optimal seperti kesediaan nutrisi yang memadai, udara
yang cukup, dan kelembaban yang tepat. Di tempat pengomposan, mula-mula
sejumlah mikroba akan menguraikan senyawa rantai panjang yang terkandung dalam
sampah, seperti selulosa, karbohidrat, lemak, dan protein menjadi senyawa yang
lebih sederhana, seperti gas karbondioksida dan air. Senyawa-senyawa sederhana
tersebut merupakan makanan bagi mikroba untuk tumbuh dan berkembangbiak
sehingga jumlahnya berlipatganda.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kompos
dikenal sebagai Effective
Microorganism (EM). EM bertugas menguraikan sampah organik. Hasil
fermentasinya dapat menciptakan kondisi yang mendukung kehadiran jamur
pemangsa nematoda (cacing parasit pada akar tanaman).
Kompos digunakan dalam sistem pertanian bersifat ramah
lingkungan. Dengan memanfaatkan pupuk organik, disamping menanggulangi sampah
juga menerapkan gaya hidup sehat.
B.
Pakan
ternak
Selain
digunakan untuk kompos, sampah organik juga dapat digunakan sebagai pakan
ternak. Namun sampah organik yang lebih baik digunakan untuk pakan ternak
adalah sampah sayuran, karena sampah sayuran memiliki kadar air yang relatif
lebih rendah jika dibandingkan dengan sampah buah-buahan. Sehingga jika sampah
sayuran dipergunakan sebagai bahan baku untuk pakan ternak maka bahan pakan
tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.
Proses
pertama yaitu pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik
yang telah dipisahkan dari sampah anorganik selanjutnya dihancurkan menjadi
ukuran yang untuk memudahkan proses fermentasi. Fermentasi dilakukan untuk
meningkatkan kandungan gizi dan nilai cerna sampah karena kandungan gizi sampah
umumnya rendah tetapi serat kasarnya relatif tinggi. Sampah yang telah
difermentasi itu kemudian dikeringkan dengan dijemur. Setelah kering, sampah
hasil fermentasi yang sudah kering lalu digiling hingga menjadi tepung.
Selanjutnya tepung sampah ditambah bahan lain termasuk enzim dan diaduk dalam
mesin pencampur, sehingga diperoleh pakan ternak yang sesuai dengan kebutuhan
ternak.
C.
Briket
arang
Manfaat
lainnya dari sampah organik ini adalah untuk dijadikan briket arang. Sampah
organik yang digunakan contohnya daun-daunan, ranting, dan tempurung kelapa.
Proses
pembuatannya yang pertama yaitu pembakaran sampah organik yang dilakukan di
tabung tertutup agar dapat menjadi arang. Setelah menjadi arang, sampah itu
kemudian digiling hingga halus menjadi bubuk arang. Setelah itu, bubuk arang
dicampur dengan tepung kanji dan air. Adonan arang cair kemudian dibentuk dan
dipadatkan. Proses pemadatan inilah yang mempengaruhi kualitas briket arang,
semakin padat briket semakin semakin tinggi daya nyala apinya.
D.
Asap cair
Asap
cair adalah hasil pengembunan uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak
langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon. Bahan baku yang banyak
digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas
hasil penggergajian kayu, dan lain-lain. Asap cair dalam industri pangan,
memberi rasa dan aroma yang khas juga sebagai pengawet karena sifat
antimikroba.
Prinsip pembentukan asap cair sangat sederhana. Bahan
berkayu di bakar (untuk mendapatkan asapnya), kemudian dilakukan proses
pengembunan sehingga asap menjadi cair.
E.
Pembuatan
Biogas (Gas Bio)
Biogas merupakan gas-gas yang
dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar yang ramah lingkungan. Bahan baku pembuatan biogas adalah
kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari kedua bahan tersebut.
Proses pembusukan atau fermentasinya yang terjadi secara anaerobik. Artinya,
proses tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen) dan
dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica.
Prosesnya yaitu dengan mencampurkan
sampah organik dan air. Setelah dicampur dengan air, sampah kemudian dicampur
dengan bakteri Metalothrypus methanica. Lalu disimpan di dalam tempat
yang kedap udara dan dibiarkan selama dua minggu.
F.
Daur Ulang
Kertas
Daur
ulang kertas dapat dilakukan dengan memanfaatkan kertas menjadi kertas buram, produk
kertas yang sudah dihancurkan bersama dengan air dan diblender, kemudian
dicetak dan dapat digunakan untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti tas dari kardus, bingkai
foto dari kertas koran, dan lain-lain.
2.3.2
Pengelolaan Sampah Anorganik Sebagai
Upaya Pelestarian Lingkungan
Sampah anorganik yang dapat didaur
ulang yaitu sampah plastik, kaca, dan kaleng. Sampah
anorganik berupa plastik seperti kemasan makanan ringan, minyak goreng, sabun
cuci dan plastik lainnya dapat diolah kembali menjadi tas, gantungan kunci,
maupun pita rambut.
Sedangkan sampah anorganik berupa kaleng dan botol kaca
bekas dapat dimanfaatkan lagi misalnya untuk pot tanaman atau diberikan kepada
pengumpul barang bekas untuk diolah lagi di pabrik daur
ulang.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat
diperoleh kesimpulan bahwa sampah merupakan barang-barang yang sudah tidak
digunakan kembali yang dapat menimbulkan berbagai kerugian terutama terhadap
kelestarian lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan metode pengelolaan sampah
yang efektif sesuai dengan jenis sampah. Salah satu cara pengelolaan sampah
padat yaitu dengan memilah sampah padat menjadi sampah organik dan anorganik
untuk dilakukan proses pemanfaatan selanjutnya. Sampah organik dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, biogas, pakan ternak, asap cair, dan briket
arang. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi berbagai macam
perabot rumah tangga.
3.2
Saran
Berikut adalah saran yang dapat
dipaparkan berdasarkan uraian diatas :
a.
Bagi masyarakat, sebaiknya perlu
meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan yaitu
dengan cara mengolah sampah organik dan anorganik menjadi barang yang berguna.
b.
Bagi pemerintah, sebaiknya perlu
memperbanyak sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pengelolaan
sampah sebagai upaya pelestarian lingkungan.
c.
Bagi penulis selanjutnya, sebaiknya
dapat memaparkan lebih rinci lagi mengenai pengelolaan sampah organik dan
anorganik baik secara tradisional ataupun modern.
SUMBER PUSTAKA
Irianto, Koes. 2010. Pelestarian
Lingkungan Hidup. Bandung: Epilson Grup.
Sarudji, Didik. 2006. Kesehatan
Lingkungan. Surabaya: Media Ilmu.
http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-lingkungan.
http://alamendah.org/lingkungan-hidup
http://mirafatmawati36.blogspot.com/
http://kebun-hydroponik.blogspot.com/2014/06/cara-membuat-briket-sampah-organik.
Saya akan sangat merekomendasikan layanan pinjaman Mr Pedro kepada siapa pun yang membutuhkan bantuan keuangan, dan mereka akan membuat Anda tetap di atas direktori tinggi untuk kebutuhan lebih lanjut. Sekali lagi, saya memuji diri Anda dan staf Anda untuk layanan dan layanan pelanggan yang luar biasa, karena ini adalah aset besar bagi perusahaan Anda dan pengalaman yang menyenangkan bagi peminjam seperti saya. Berharap yang terbaik untuk masa depan Anda. Pak Pedro adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman mudah, ini email mereka. pedroloanss@gmail.com Atau WhatsApp: +18632310632 Terima kasih telah membantu saya dengan pinjaman sekali lagi dengan tulus hati saya selamanya berterima kasih.
BalasHapusAnda dapat menghubungi Mr Pedro Jerome untuk bantuan keuangan berikut seperti Home Loan, Car Loan, Business Loan, Personal Loan, Merchant Loan,